DPD RI – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah dan elit politik untuk menjaga stabilitas politik nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat meningkatnya suhu geopolitik.
Hal ini disampaikan mantan ketua HIPMI Bengkulu itu dalam rangka menjaga trend peningkatan investasi asing saat ini. Peningkatan FDI (Foreign Direct Investment) menjadi angin segar di tengah kelesuan ekonomi global.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sebesar Rp 349 triiiun pada kuartal II-2023. Realisasi tersebut tumbuh 15,7% (yoy) dan naik 6,3% (qoq).
“Kita patut bersyukur dan mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menarik lebih banyak investasi asing. Tapi NU untuk mencapai target realisasi investasi yang mencapai 1400 triliun, pemerintah sebaiknya fokus menjaga stabilitas politik nasional menjelang pemilu 2024”, ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Selasa (25/07).
Menurutnya, gejolak politik Nasional sekecil apapun sangat menentukan keputusan investor dalam melakukan investasi atau aksi korporasi. Karena suhu sosial politik yang rentan bergejolak sewaktu-waktu dapat mengganggu stabilitas Politik nasional.
“Isu politik nasional yang kerap memicu gejolak sosial harus dihindari. Apalagi jika hal itu terkait dengan jabatan dan kinerja elit politik dalam pemerintahan”, sambungnya.
“Oleh karena itu, kami berharap agar Pemerintah khususnya para menteri terkait harus fokus pada target-target pembangunan yang belum dicapai saat ini. Terutama pada isu ketahanan pangan dan penurunan angka kemiskinan, hingga pengendalian krisis iklim”, tegasnya.
Lebih lanjut, mantan aktivis KNPI itu meminta agar pemerintah memperhatikan kualitas investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Tentang bagaimana memastikan pertumbuhan ekonomi harus berdampak peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat secara luas.
“Ke depannya, kami ingin Investasi di sektor pertanian dan pangan serta energi baru terbarukan menjadi primadona investor dan prioritas pemerintah. Juga pada sektor riil lainnya yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja”, tutupnya. (*)