Pemerintah Kota Samarinda Jangan Bikin Proyek Mubazir

oleh Aji Mirni Mawarni*

PEMERINTAH Kota Samarinda harus cermat dalam mengelola anggaran daerah. Dengan demikian, proyek-proyek yang mubazir bisa dihindari.

Salah satu contoh proyek yang mubazir adalah pemasangan keramik di sepanjang median jalan pada tahun 2018.

Pada tahun 2018, median jalan di beberapa ruas jalan utama kota ditinggikan dan dipasangi keramik.

Yakni sepanjang Jalan M. Yamin, Wahid Hasim, S Parman, A Yani, Panjaitan, Soeprapto, Juanda, Antasari, Gajah Mada, hingga Martadinata.

Pemkot Samarinda memutuskan memasang keramik di median jalan dengan pertimbangan estetika dan kemudahan dalam pemeliharaan. Selain itu, perawatannya dinilai lebih murah dibandingkan median jalan yang dicat.

Namun kebijakan ini juga kencang menuai sorotan publik.

 

 

Penggunaan keramik dinilai membahayakan pengendara jalan karena pantulan cahaya yang menyilaukan.

Selain itu, terjadi kerusakan di beberapa titik. Penggunaan material keramik di median jalan ternyata lebih mudah rusak, seperti pecah atau terlepas.

Tahun ini Pemkot justru menambah keramik pada trotoar sepanjang Jalan Kusuma Bangsa. Seharusnya pemerintah kota mengutamakan proyek drainase.

Contohnya di Vorfo dan Frevab sedang dilakukan peningkatan kualitas jalan cor setebal 30 cm. Tapi drainasenya belum dibenahi. Yang terjadi banjir semakin parah.

Peninggian jalan tidak akan mampu menjadi solusi jika problem drainase tidak diselesaikan.

Sekarang sedang dilakukan pelebaran dan pengecoran di Jalan DI Panjaitan. Akhirnya median jalan yang baru ditinggikan dan dipasangi keramik tahun 2018 menjadi sia-sia.

Ini mubazir namanya. Saharusnya tahun lalu fokus membenahi sistem drainase di Samarinda.

Pembangunan seharusnya direncanakan secara matang, dengan memperhatikan manfaat (outcome) dan dampak-nya (impact) untuk publik, serta jauh dari pemborosan dan kemubaziran. (*)

*Anggota MPR/DPD RI (Periode 2019-2024) Dapil Kaltim