DPD RI – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendukung agar pelayanan telemedicine diperluas ke berbagai daerah. Saat ini, pelayanan telemedicine baru sebatas Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Telemedicine adalah layanan konsultasi dan pemberian obat gratis untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman).
Menurut LaNyalla, layanan ini sangat membantu. Terlebih, saat terjadinya kelangkaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan.
Telemedicine dan obat gratis dirilis pada 7 Juli lalu. Layanan ini dimulai di DKI Jakarta sebagai pilot project. Setelah Kementerian Kesehatan melakukan uji coba sistem hingga penyaluran obat, telemedicine pun diperluas ke wilayah Bodetabek.
“Layanan telemedicine sangat berguna dan membantu masyarakat yang terinfeksi Covid-19. Apalagi, di tengah lonjakan kasus yang membuat pasien sulit mendapat pelayanan di rumah sakit. Belum lagi kelangkaan obat-obatan juga jd hambatan perawatan pasien Corona dengan gejala ringan hingga sedang,” kata LaNyalla, Kamis (15/7/2021).
Untuk itu, LaNyalla mendukung rencana pemerintah yang akan memperluas layanan telemedicine ke berbagai ibu kota provinsi mulai pekan depan. Namun, ia meminta Kemenkes berkoordinasi dengan pemda untuk menyiapkan sarana dan prasarana agar program tersebut dapat berjalan dengan baik.
“Infrastruktur sumber daya manusia (SDM) harus dipersiapkan betul. Kemudian juga metode penyaluran obat bagi pasien yang melakukan isoman agar berjalan dengan efektif dan efisien. Prinsipnya, perluasan telemedicine kita dukung, dan akan sama-sama kita kawal,” ujarnya.
Dalam menjalankan layanan telemedicine, Kemenkes bekerja sama dengan 11 platform telemedicine di Indonesia yaitu Halodoc, YesDok, Alodokter, Klik Dokter, SehatQ, Good Doctor, KlinikGo, Link Sehat, Milvik, Prosehat, dan Getwell. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter melalui platform-platform itu.
“Untuk mempermudah masyarakat mendapat bantuan, alur pada telemedicine harus dipermudah. Ingat, warga baru bisa memanfaatkan layanan ini setelah melakukan tes PCR/Antigen di laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes RI,” ujar LaNyalla.
Apabila hasilnya positif, pihak lab akan melaporkan hasilnya ke database Kemenkes (NAR). Setelahnya, pasien akan menerima pesan WhatsApp dari Kemenkes RI atau pasien bisa juga melakukan pengecekan NIK mandiri melalui situs https://isoman.kemkes.go.id.
Pasien pun dapat berkonsultasi secara daring dengan dokter di salah satu dari 11 platform telemedicine dengan memilih link yang terdapat dalam pesan WhatsApp dari Kemenkes.
Namun, LaNyalla mengingatkan pasien untuk menginformasikan kepada dokter bahwa dirinya adalah pasien program isoman Kementerian Kesehatan.
“Pasien nantinya akan mendapat resep digital sesuai dengan kondisi pasien. Jika masuk dalam kategori untuk melakukan isoman, obat dapat diperoleh gratis,” lanjut Senator asal Jawa Timur itu.
Ada 2 kategori obat yang disediakan dalam layalanan telemedicine, yaitu Paket A untuk orang tanpa gejala (OTG) dan Paket B untuk pasien Corona dengan gejala sedang.
“Obat atau vitamin akan ditanggung oleh Kemenkes sesuai dengan ketentuan. Tapi jangan sampai obat dan vitamin yang diberikan gratis dari pemerintah kemudian diperjualbelikan,” tegas LaNyalla.
Untuk memperlancar pelayanan ini, Kemenkes bekerja sama dengan Apotek Kimia Farma dan Jasa Pengiriman SiCepat untuk menyiapkan dan pengantaran obat dan/atau vitamin untuk pasien. Pasien Corona akan mendapat SMS dari SiCepat yang berisi nomor resi dan status pengiriman.
Mantan Ketua Umum PSSI itu meminta para senator ikut membantu mensosialisasikan layanan telemedicine di daerahnya masing-masing. Sebab, akan percuma layanan ini ada tapi masyarakatnya tidak tahu.
“Untuk masyarakat yang daerahnya tidak terjangkau layanan telemedicine tidak perlu khawatir karena pemerintah akan tetap memberi bantuan obat-obatan melalui TNI,” tutupnya. (*)