PROKAL.CO – Aji Mirni Mawarni melepas jabatan direktur di PDAM Tirta Tuah Benua Kutim yang diembannya sejak 14 April 2008. Kemudian, memutuskan terjun ke dunia politik lantaran keprihatinan akan kondisi di beberapa daerah. Berikut petikan wawancara wartawan Kaltim Post Lela Ratu Simi dengan perempuan kelahiran Samarinda, 21 Agustus 1976, itu.
=====================
Bagaimana pandangan Anda soal pembangunan di Kaltim?
Kaltim merupakan daerah kaya dan mampu menyumbang devisa negara terbesar dari 34 provinsi Indonesia. Dua puluh persen sumber dana Indonesia berasal dari Kaltim. Namun, hal ini tidak berbanding lurus dengan pembangunan daerah, yang masih jauh tertinggal. Tidak sebanding dengan sumber daya alam yang dikeruk.Saat masih menjabat direktur PDAM Kutim, saya memonitoring cabang yang ada hampir di semua kecamatan, dan pernah mengikuti kegiatan reses adik (Aji Muhammad Mirza Wardana, anggota DPD RI periode 2014–2019) ke beberapa kecamatan Kukar-Kubar, serta Mahakam Hulu menggunakan kapal. Saya prihatin dengan kondisi di daerah.
Pembangunan apa yang tidak merata?
Listrik dan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang belum mampu dipenuhi seperti di kawasan hulu sungai. Masyarakat di beberapa daerah masih banyak belum menikmati listrik dan air bersih. Padahal, setiap lima menit beberapa desa kerap dilintasi tongkang batu bara. Bahkan, banyak kebun kelapa sawit. Tapi mereka masih kekurangan. Jika sebelumnya saya mengabdi di Kutim, ke depan pengabdian saya akan lebih luas hingga seluruh Kaltim.
Langkah yang akan ditempuh untuk memulai perjuangan?
Rasa prihatin mendalam atas ketertinggalan pembangunan di berbagai wilayah pelosok Kaltim membulatkan tekad untuk menerobos ke Senayan. Dimulai dengan mundur dari jabatan sebagai direktur PDAM Tirta Tuah Benua Kutim, yang diemban sejak 14 April 2008, untuk merealisasikan dan membangun daerah tertinggal seperti di kawasan hulu sungai.Meninggalkan jabatan direktur PDAM juga pilihan yang berat. Banyak rencana yang sudah dibuat harus dapat dicapai di PDAM. Namun, dari keprihatinan selama ini, melahirkan keinginan yang kuat untuk turut membangun Kaltim lebih baik. Masyarakat harus sejahtera secara merata hingga pelosok.
Apa suka duka dalam perjalanan menuju Senayan?
Dalam memulai langkah ke Senayan tidaklah seempuk kursi di DPR RI. Tak semua masyarakat menyambut hangat. Segelintir warga kerap memandang sebelah mata.Banyak suka dukanya. Sukanya banyak masyarakat yang merespons baik niat kami untuk mencalonkan diri. Dan dukanya, bila ada masyarakat yang sudah berprasangka kurang baik. Namun, semua dinikmati sebagai proses demokrasi.Meski demikian, itu tidak menyurutkan tekad. Dukungan dari keluarga dan niat lurus untuk membenahi kekurangan di daerah merupakan kunci utama meraih 120.388 suara di Dapil Kaltim. (*/la/dwi/k8)