Kenangan Manis tentang Sang Ayah – Aji Mirni Ungkap Keseharian hingga Karakter Kuat yang Terus Terjaga

Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Dapil Kaltim Aji Mirni Mawarni kehilangan ayah tercinta Ahad (10/5/2020).

H Adji Zainuddin Samany bin Adji Mashud (Gelar Adji Raden Kariowiti) wafat di usia 78 tahun, pukul 19.48 Wita di RSUD AW Sjahranie, Samarinda.

Almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Angklung Nomor 9 Kompleks Prevab Samarinda dan dimakamkan ba’da dzuhur di pemakaman keluarga Kelambu Kuning, Gunung Gandek, Tenggarong Senin (11/5/2020).

“Sebagai sosok ayah, beliau sangat disiplin dan tegas, orang yang berprinsip, serta yang menekankan kami untuk selalu jujur,” ucap Aji Mirni saat ditemui dirumah duka, Senin (11/5/2020).

 

 

Putri kedua dari empat bersaudara ini mengatakan, Ayahanda tercintanya pada usia muda merupakan seorang aktivis yang berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan tahun 1966. 

“Awalnya beliau meniti karir sebagai wakil ketua DPRD Kaltim pada tahun tujuh puluhan dari partai PPP. Setelah selesai Tahun 78 beliau keluar dari dunia politik dan lebih memilih untuk mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena ibu saya lebih memilih untuk jadi PNS daripada politikus,” papar Aji Mirni.

Almarhum dirawat di rumah sakit selama 9 hari, terkena lumpuh selama 4 tahun, terkena saraf terjepit 10 tahun. Meskipun sedang sakit, almarhum tidak ingin melakukan terapi.

“Beliau sebenarnya sakit saraf terjepit, kemudian stroke ringan, serangan jantung ringan. Nah kemarin meninggal karena ada penyumbatan pembuluh darah disebabkan oleh kalsium dan serangan jantung juga,” sebut Aji Mirni. 

Kenangan Manis tentang Sang Ayah

Aji Mirni memiliki begitu banyak kenangan manis tentang figur Almarhum sang ayah, yang dipanggilnya Papa.

Mulai dari kebiasaan keseharian hingga karakter kuat yang terus terjaga.

Adji Zainuddin merupakan figur yang dikenal sangat rapi dalam berpakaian. Hal ini pun diakui mantan bawahan beliau, Jauhar Efendi, yang kini memegang jabatan strategis di Pempov Kaltim.

Jauhar bahkan menyebut pakaian almarhum disetrika secara sangat rapi dan sangat licin.

Hal itu diakui Aji Mirni.

“Itu benar sekali. Kalau melihat lemari Papa, susunan lipatan baju dan celana Papa dari atas sampai bawah rata semua. Rapi sekali. Meja kerja beliau di rumah, buku-buku tersusun rapi. Jadi pasti tahu kalau ada yang memakai meja kerjanya,” kenangnya.

Soal karakter, Aji Mirni mengakui figur ayahnya orang yang cerdas dan peduli pada daerah.

“Tapi beliau bukan orang yang ambisius. Beliau selalu legowo apabila jabatan, misalnya jabatan kepala daerah yang pernah ditawarkan atau dijanjikan pada akhirnya dibatalkan, hanya karena background beliau tokoh PPP. Dan beliau menyadari sekali pada periode tersebut sebagai seorang PNS harus Golkar,” ujarnya.

Adji Zainuddin pun dikatakannya tidak pernah menjatuhkan orang lain untuk sebuah jabatan.

“Nasihat Papa untuk mereka yang kadang konsultasi berkaitan jabatan, beliau pasti ngomong; “Kita itu gak perlu takut sama atasan. Kalau kinerja kita baik. In syaa Allah baik saja. Tapi yang harus ditakuti itu Allah. Kita disumpah di bawah Al Quran,” ujar beliau.

Karakter kuat dan disiplin almarhum Adji Zainuddin juga tak lepas dari pendidikan dari kedua orangtuanya. 

“Kakek saya Adji Raden Kariowiti adalah tokoh Masyumi Kaltim yang pernah dipenjara pada masa Orde Lama karena tuduhan makar. Setelah beliau keluar dari tahanan, beliau hijrah ke Jakarta sekira akhir masa 50-an dan awal 60-an,” ujar Aji Mirni. (*)