DPD RI – Kementerian Kesehatan menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio atau Sub PIN Polio secara serentak sejak Senin (15/1). Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio, antara lain di Jawa Timur, yaitu penemuan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang.
“Pemerintah bersama Komite Imunisasi Nasional telah memberikan rekomendasi untuk segera merespons KLB dengan memberikan imunisasi tambahan atau yang dikenal dengan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio),” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD RI, LaNyalla Mattalitti meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengambil langkah komprehensif agar kasus polio tidak semakin meluas.
“Saya tegaskan Pemprov Jatim untuk melakukan tindakan cepat, terukur dan menyeluruh, baik dalam penanganan kasus polio yang sedang terjadi maupun langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir korban selanjutnya. Ini harus menjadi perhatian, ” kata LaNyalla, Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, kasus polio jangan sampai dianggap remeh karena penularannya cepat, dan juga bisa menyebabkan kelumpuhan yang permanen.
“Meskipun jarang sekali kasus polio menyebabkan kematian, namun dampak penyakit ini sangat besar. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan atau kecacatan seumur hidup. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi produktivitas hidup seseorang,” imbuh LaNyalla.
Maka dari itu, ia juga mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta mengikuti imunisasi. Pencegahan terhadap polio mutlak dilakukan karena polio tidak dapat diobati.
“Kepada masyarakat bisa melakukan antisipasi penyebaran polio dengan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Perlu juga meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi. Terakhir, jangan lupa melakukan vaksinasi secara lengkap yang sudah banyak difasilitasi oleh pemerintah,” ujar La Nyalla berpesan pada masyarakat.
Kasus polio di Jatim ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena ditemukan 11 anak yang terjangkit virus tersebut. Padahal dari hasil surveilans, sembilan anak yang terjangkit tidak menunjukkan gejala polio
Namun saat feses mereka dicek lebih mendalam, baru diketahui bahwa sembilan anak tersebut terjangkit virus polio
Sedangkan dua anak lainnya, yaitu di Sampang dan Pamekasan baru diketahui terjangkit polio karena kondisinya sakit dan kini sudah mendapatkan pendampingan untuk menjalani terapi.
Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua putaran. Putaran pertama digelar pada 15 Januari, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari. Setiap putaran digelar dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan. (*)